Habibie & Ainun |
Pertengahan desember kemarin sempet heboh karena buku best seller Bapak BJ. Habibie yg berjudul Habibie & Ainun akan di filmkan dengan judul yang sama. Siapa yang tidak mengenal Bapak BJ Habibie? Beliau merupakan Presiden Republik Indonesia ke-3 yang menggantikan presiden sebelumnya, yaitu Bapak Suharto. Habibie memimpin Indonesia saat Indonesia sedang berada di masa kritis. Krisis moneter yang saat itu menjerat perekonomian Indonesia. Habibie sebagai sosok yang dianggap memiliki kecerdasan yang jenius sekalipun harus memikul beban yang sangat berat guna menyelesaikan permasalahan bangsa kala itu. Ditambah lagi, terjadi krisis kepercayaan dari masyarakat Indonesia dikarenakan Habibie dianggap masih memiliki visi yang sama dengan Suharto. Mantan Menteri Riset dan Teknologi itupun hanya menjabat sebagai presiden selama sekitar 1,5 tahun saja.
Walaupun saya belum selesai membaca buku itu sampai selesai, saya dan teman bersepakat menonton filmnya langsung saja, Pada tanggal 28 Desember 2012 dan dipilih bioskop yang berada di kawasan simpang lima yaitu E Plaza. Walaupun sudah tayang lebih dari seminggu (rilis 20 Desember 2012) tapi yang nonton masih banyak, beli tiket sore hari dapet nonton yang jam lima.
Tampilan depan Bioskop E-Plaza :D |
ruang tunggunya, menunggu sambil film diputar |
didalam studio, (gelap) |
Okeh, kita sekarang gak bahas bioskopnya tapi akan membahas dari isi film yang sudah saya nonton. Padahal saya jarang-jarang bikin review film :D dinikmati saja lah seadanya. Film yang dibintangi Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari itu menceritakan mengenai perjalanan hidup Pak Habibie dan juga kisah cintanya dengan Ibu Ainun.
Film garapan sutradara Faozan Rizal ini dimulai dengan adegan Habibie saat kecil. Saat masih kecil, Habibie (Esa Sigit) suka mengolok Ainun (untuk pemeran Ainun kecil saya gak kenal :D) yang kala itu berkulit hitam dan tergolong gadis tomboi. Beberapa tahun kemudian, Habibie tumbuh menjadi sesosok pemuda dengan otak yang sangat jenius. Habibie (Reza Rahardian) mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke Jerman setelah menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung yang tidak sempat terselesaikan. Habibie berlibur ke Indonesia setelah ia menyelesaikan studinya di Jerman. Habibie diajak oleh pamannya untuk datang ke rumah keluarga Bestari (keluarga Ainun). Habibie terkejut saat ia melihat Ainun ( Bunga Citra Lestari) yang telah tumbuh menjadi gadis cantik dan berkulit putih. Sontak ia berkata, “Rupanya gula jawa telah berubah menjadi gula pasir”.
Setelah pertemuan tersebut, mereka pun merajut cinta. Ainun yang berprofesi sebagai dokter anak ternyata memiliki banyak ‘penggemar pria’. Namun, Ainun sendiri tidak silau dengan itu semua, ia lebih memilih Habibie dan hidup bersama dengannya. Setelah menikah, mereka pergi ke Jerman. Disana Habibie menyelesaikan studi S3-nya dan berharap bisa kembali ke Indonesia untuk bisa membuat sebuah pesawat anak bangsa seperti janji yang pernah diucapkan olehnya. Habibie dan Ainun hidup dalam kesederhanaan di Jerman. Dalam suatu adegan diceritakan bahwa Habibie harus menambal sepatunya yang berlubang dengan kertas coretan saat musim salju. Keadaan ekonomi keluarga mereka berubah saat Habibie berhasil menemukan sebuah rancangan kereta api pengangkut beban yang baru. Keluarga mereka juga diramaikan dengan kehadiran dua orang putra, Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Sejak awal, Habibie memang bertekad untuk membangun dunia perindustrian Indonesia. Habibie merasa hal tersebut merupakan kewajiban bagi dirinya mengingat ia adalah orang Indonesia. Keinginan tersebut terwujud saat Presiden Suharto menunjuk beliau sebagai Menristek dan menugaskan beliau untuk membangun industri pembuatan kapal terbang di Indonesia. Akhirnya, pesawat terbang pertama buatan anak Indonesia berhasil diterbangkan dengan disaksikan langsung oleh Presiden Suharto. Habibie pun dipilih Suharto untuk mendampinginya sebagai Wakil Presiden RI. Habibie menggantikan Suharto sebagai Presiden RI setelah pengunduran diri Suharto pasca kerusuhan 1998.
Habibie memutuskan untuk tidak mencalonkan lagi sebagai Presiden RI agar dapat menikmati masa tuanya bersama keluarga yang sangat ia cintai. Bertahun-tahun Habibie menikmati kehidupannya pasca menjabat sebagai presiden. Sebuah kabar buruk mendatangi Habibie dan Ainun saat ternyata dokter memberitahu mereka bahwa Ainun kembali mengidap kanker. Namun, kanker yang diderita Ainun kali ini telah menyebar ke bagian organ tubuh yang lain. Ainun langsung dibawa ke Jerman. Ainun mendapatkan perawatan intensif dari tim medis di Rumah Sakit di Jerman. Akan tetapi, Tuhan berkata lain. Ainun meninggal dunia beberapa hari setelah ulang tahun pernikahannya bersama Habibie. Ainun dimakamkan di Indonesia di mana Presiden yang sedang menjabat saat ini, Susilo Bambang Yodhoyono, memimpin langsung upacara pemakaman Ibu Ainun.
Film tersebut menggambarkan dengan sempurna bagaimana kisah cinta klasik antara Habibie dan Ainun. Film tersebut juga menggambarkan dengan jelas bagaimana kejeniusan Habibie dan kegigihannya dalam memimpin Indonesia. Habibie dan Ainun telah menyadarkan kita bahwa di balik kesuksesan seorang pria pasti terdapat peran seorang wanita hebat. Hj. Asri Ainun Habibie telah mendampingi Habibie hingga Habibie mencapai puncak kariernya. Film ini sangat menginspirasi generasi muda khususnya para ‘engineer’ untuk kembali membangun bangsa yang sedang mati suri ini dan sangat direkomendasikan sekali untuk ditonton.
Ada yang janggal menurut saya dalam adegan film ini. Salah satunya adalah terdapat beberapa adegan yang menayangkan produk-produk sponsor (yang seharusnya produk tersebut belum lahir dijamannya) yang terkadang mengundang gelak tawa. Salju yang jatuh di dalam salah satu adegan juga terlihat sangat tidak nyata.
Film ini sebetulnya dapat menginspirasi generasi muda agar mencontoh Habibie dalam proses pembangunan bangsa mengingat bangsa ini kekurangan figur seorang pemimpin yang jenius Film yang akan diputar di beberapa negara ini juga telah menorehkan beberapa rekor baru dalam segi jumlah penonton. Kisah cinta Habibie dan Ainun telah menyihir masyarakat Indonesia. Kisah cinta romantik nan klasik.
DONASI VIA SAWERIA
Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk menambah semangat saya dalam menulis di www.zulfikrian.com. Terima kasih.
0 Comments:
Posting Komentar