7 Teknologi tahun 90-an yang kini semakin 'mengkerut'

7 Teknologi tahun 90-an yang kini semakin 'mengkerut'

Dari waktu ke waktu tentunya ada beragam teknologi yang diciptakan. Bahkan teknologi yang sebelumnya ada akhirnya dicap sebagai perangkat kuno karena barang yang baru sudah muncul dan menggantikan tempatnya.

Sedikit mundur ke tahun 90-an, memang pada tahun-tahun tersebut juga telah bermunculan berbagai macam perangkat elektronik yang digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia.

Mulai dari alat telekomunikasi, informasi sampai dengan game juga ada di tahun tersebut. Namun, ketika era semakin maju dan teknologi tumbuh berkembang semakin canggih, barang-barang yang dulunya sangat diminati atau populer, kini banyak yang sudah teronggok berdebu bahkan menjadi koleksi para kolektor.

Berikut beberapa barang atau perangkat elektronik yang pernah populer di tahun 90-an.

Ponsel

Setelah 'mengubur' pager, ponsel menunjukkan kelasnya dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan. Walaupun produsen pembuatnya masih tergolong sedikit, namun banjirnya perangkat telekomunikasi satu ini dirasakan banyak negara, khususnya di Indonesia.

Ketika era ponsel berkilau, Nokia menjadi satu-satunya perusahaan yang menjadi jawara selama bertahun-tahun dengan menggelontorkan berbagai macam seri yang sangat unik, disertai fitur yang menarik di dalamnya.

Walaupun vendor-vendor lain seperti Sony, Siemens, Samsung, LG, Ericsson dan beberapa lagi lainnya, namun bendera Nokia tetap berkibar megah karena apa yang ditawarkan dan keunikan desain yang dimilikinya sangat atraktif sekaligus membuat banyak orang tertarik.

Sayangnya, era ponsel harus tumbang ketika smartphone sudah mulai menunjukkan tajinya. Dimulai dengan hadirnya BlackBerry, produk dari Nokia atau vendor lain yang masih memproduksi ponsel, tidak begitu banyak diminati di pasaran.

Pager

Mungkin tidak banyak orang yang lahir di awal tahun 90-an atau setelah tahun 2000 mengenal barang ini. Pager adalah alat komunikasi unik dan menjadi barang yang sangat mewah di tahun tersebut.

Bentuknya yang kecil, ringan dan mudah dibawa kemana-mana ini, membuat banyak orang tertarik untuk membelinya. Bahkan di kala itu, perangkat satu ini lebih identik dengan benda para pebisnis daripada dimiliki oleh orang umum, karena harganya yang relatif mahal.

Sayangnya, era pager hanya berlangsung sebentar karena teknologi komunikasi berkembang cepat dan muncul barang baru yang dinamakan ponsel. Dengan hadirnya ponsel, maka semakin lama, pager mulai ditinggalkan karena tidak efektif dan kurang cepat untuk digunakan sebagai alat komunikasi.

Personal Digital Assistant (PDA)

Selain ponsel, perangkat PDA juga merupakan salah satu alat portable yang banyak diminati khususnya oleh para pebisnis. Fasilitas yang ditawarkannya sangat beragam dan melebihi apa yang dimiliki oleh sebuah ponsel.

Sayangnya, ada beberapa PDA yang diciptakan hanya untuk membantu aktivitas kerja pebisnis saja dan tidak support untuk digunakan sebagai alat komunikasi. Selain itu, harganya yang masih terlalu tinggi di tahun-tahun 90-an ke atas, maka ponsel masih menjadi perangkat populer.

Kembali, setelah hadirnya BlackBerry, era PDA meredup dengan cepat dan banyak orang khususnya para pebisnis yang beralih menggunakan produk dari perusahaan asal Kanada ini.

Telepon umum dan wartel

Di tahun 90-an ke atas, telepon koin atau telepon umum atau juga ada yang menyebutnya telepon box merupakan salah satu perangkat komunikasi umum selain telepon PSTN rumahan yang menjadi favorit banyak orang.

Di berbagai tempat di Indonesia, ada banyak spot-spot yang menyediakan telepon umum. Bahkan karena popularitasnya, tidak sedikit yang rela antre untuk dapat menggunakan fasilitas yang kala itu hanya disediakan oleh Telkom saja.

Di awal tahun 2000-an, telepon umum masih digunakan, namun muncul fasilitas telekomunikasi lainnya yaitu yang biasa disebut Warung Telekom atau Warung Telekomunikasi yang disingkat Wartel. Seperti halnya telepon umum, banyak orang yang rela antre untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain di dalam KBU sebuah wartel.

Setelah era ponsel hadir, sedikit demi sedikit, secara perlahan banyak telepon umum yang mulai terbengkalai dan tidak sedikit pengusaha wartel yang mulai menutup usahanya.

Hal tersebut dikarenakan sisi efisiensi, praktis dan tentu saja faktor gengsi lah yang mengakibatkan telepon umum dan wartel harus menyerahkan populeritasnya kepada ponsel.

Walkman

Memang di negara-negara luar ada beragam perangkat elektronik yang berfungsi sebagai pemutar musik, namun Walkman dari Sony adalah satu-satunya benda yang sangat populer dan populer di Indonesia.

Selain dapat digunakan untuk memutar musik pada kaset, Walkman juga menyediakan fasilitas untuk dapat mendengarkan siaran radio di mana dan kapan saja.

Sayangnya, populeritas Walkman harus berhenti ketika era Discman mulai menunjukkan gigi. Dikarenakan kaset yang dipakai di Walkman hanya terbatas pada satu album itu saja, maka dengan menggunakan Discman, penggunanya dapat mendengarkan banyak lagu tidak hanya dalam satu album, melainkan dari berbagai album atau juga dari banyak musisi atau grup band. 

Discman

Setelah menggusur Walkman di dunia teknologi pemutar musik, Discman menjadi perangkat yang sangat keren untuk dibawa ke mana-mana. Selain itu, bentuknya yang pipih dan memiliki desain yang elegan (pada waktu itu), membuat Discman semakin digandrungi.

Sayangnya, era Discman juga harus pupus setelah Apple meluncurkan perangkat pemutar musik bernama iPod. Memang secara garis besar, apa yang dipunyai Discman dan iPod tidak jauh beda, namun dari segi bentuk, ukuran dan tampilannya, produk dari Apple ini lebih banyak diminati.

Disket, CD dan DVD

Di tahun 90-an, untuk menyimpan data yang ada di dalam komputer, seseorang harus menggunakan apa yang dinamakan disket. Desain, ukuran dan kapasitas disket di tahun tersebut apabila dibandingkan dengan beberapa tahun setelahnya memang sangat kuno, karena bentuknya yang tipis, besar dan hanya dapat memuat beberapa Megabyte saja.

Setelah era disket tipis tersebut turun, muncul inovasi disket baru yang lebih bagus dari segi desain juga sisi kapasitasnya. Dikarenakan hal itu, banyak produsen komputer yang tidak lagi mengikutsertakan slot untuk disket tipis dalam produknya dan mengganti dengan drive khusus untuk disket baru (Floppy Drive).

Bertahan cukup lama, akhirnya era disket juga harus tumbang karena muncul inovasi baru yang dinamakan Compact Disc atau disingkat CD. Dengan CD, penggunanya dapat menyimpan banyak data, baik yang berupa gambar, data tulis sampai dengan film dalam satu keping.

Teknologi CD juga mengalami perubahan yang cukup cepat karena munculnya apa yang dinamakan DVD. Dari segi bentuk, CD dan DVD hampir sama, hanya saja yang membedakan adalah kapasitasnya.

Sayangnya, tidak beberapa lama, inovasi baru untuk penyimpanan data kembali  muncul dengan terciptanya sebuah alat yang dinamakan Flash Disk atau Flash Drive. Bentuknya yang kecil, ramping, berkapasitas besar dan juga data di dalamnya dapat dihapus kemudian diisi lagi, menjadikan Flash Disk lebih diminati.

 

Baca Juga
DONASI VIA SAWERIA Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk menambah semangat saya dalam menulis di www.zulfikrian.com. Terima kasih.
Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: